Diraihnya telepon genggam yang ribut memanggil-manggil di atas meja.
“Halo?”
“Halo, Mas. Ibu harus ke rumah sakit lagi.”
“Sekarang?”
“Iya, Mas. Malam-malam begini. Semoga ada becak mangkal di depan gang.”
Hening sejenak. “Ya sudah.”
“Mas, uang yang bulan kemarin sudah habis. Aku takut kali ini Ibu harus opname.” Suara di seberang terdengar gemetar menahan tangis.
“Ya, nanti kutransfer.”
“Mas nggak bisa pulang?”
“Nggak bisa. Besok aku harus nguji mahasiswa yang sidang akhir.”
“Nggak bisa ijin dulu, Mas, sama Kepala Jurusan?”
“Nggak bisa. Besoknya mungkin aku baru bisa pulang.”
“Ya sudah. Jangan lupa transfer, Mas. Aku sudah nggak punya uang simpanan lagi.”
“Ya. Nanti kukabari.”
Telepon diputus.
Dia tepekur di tempatnya berdiri. Bayangan ibunya berkali-kali berkelebat. Mendesak dadanya. Lantas diingatnya satu nama. Tak ada pilihan memang.
Dicarinya satu nomor di address book telepon genggamnya.
Tuuut… tuuuuttt…
“Pak Hardi?”
“Iya, Bree. Transfer segera ya. Tawaranmu sudah kupertimbangkan. Besok kamu kululuskan.”
———————————————-
Untuk Writing Prompt di Monday FlashFiction.
ng… belum paham 😦
LikeLike
wkwkwkwk.. maap. sudah diedit ulang 😛
LikeLike
dlm keadaan terdesak, seorg guru bisa gtu. “gurruuu juggaaa manusiaaaa” (*gaya candil)
LikeLike
oh yeaaaahhhhh!!! m/
LikeLike
Oh…akhirnya merelakan reputasinya sedikit kotor. Mau disuap…hm….dilema
Salam
astin
LikeLike
The power of… kepepet
LikeLike
walah demi kelulusan ya jadi berbohong
LikeLike
iya tuh mak 😦
LikeLike
weleh, namanya pak hardi e :D. untung pak hardi yg dirumah jember wis ra sanggup mbaca lama2 di komputer, wekekekekeke *emaap, OOT 😀
LikeLike
salam yah buat Pak Hardi 😀
LikeLike
kenapa ga bisa ijin aja sih? Ibu itu lebih penting dari pada ngawasi, tau! sebel sama anak yg kayak gini. *emosi sayah*
LikeLike
Kalo pulang duluan, “nguji”nya gimana? sabar mak… nanti kusampaikan yah? #eh 😆
LikeLike
uangnya sih demi ibu tapi hasilnya dari 😦
LikeLike
hiks.. 😦
LikeLike
akkk judul kita samaaaaa, padahal aku tadi iseng karena jenuh sama Tugas Akhir eaaaaaaaaa. semesta menyatukan kita ;p
LikeLike
Bel.. bangun! 😆
LikeLike
oh tidaaak, terdesak …
LikeLike
hiks…
LikeLike
Loh… duit sertifikasi kan lumayan T.T
*los fokes*
LikeLike
Iya ya 😆
LikeLike
Saya masih rada salut loh sama pak guru yang ini. Jaman skrg ini malah ada beberapa yg nggak nunggu harus terdesak dulu, tapi nerima dengan senang hati dan dijadiin kerja sampingan. Bahkan ada juga yang udah sukses masih nerima aja yg begituan.
(Semoga nggak ada yg nuntut saya ngomongin ini “clingak-clinguk”) 😀
LikeLike
*ikutan clingak clinguk*
LikeLike
Eh? Ternyta ada yang merayu Pak Dosen, dan beliaupun tergoda… 😦
LikeLike
Iya 😦
LikeLike
Pak doseeeen, kok begitu sih Pak? 😦
etapi mengerti jg sih demi ibu, tapi kan… ah sudahlah.
LikeLike
Yahh mau gimana lagi? #eh
LikeLike
Ruwet ini, semoga cuma sekali ini aja deh 😦
LikeLike
iya Mak. Ruwet dan panjang ini masalahnya.
LikeLike
emang banyak dosen kaya gini 😦
LikeLike
😦
LikeLike
FF-nya mbak Carra selalu segar ^_^
LikeLike
jeruk dong, seger 😆
LikeLike
welehhhh ketahuan deh aku yang nyogokk hihi
LikeLike
wogh.. 😯
LikeLike
harusnya bisa dibikin lebih ‘curang’ lagi 😀
LikeLike
Aaak .. jangan. Dia itu sebenernya dosen yang baik… wkwkwk. Atau.. monggo diremake 😛
LikeLike
jurus kepepet ini namanya hehe
btw “iya Bree” itu bahasa gaulnya iya bro atau Bree nama orang mba?
LikeLike